Rabu, 22 Desember 2010

MERINDUKAN RAMADHAN


Insya Allah jika umur kita sampai, tinggal beberapa hari lagi kita menuju bulan suci Ramadhan, yang menawarkan sejumlah peluang untuk merahabilitasi keimanan dan keislaman umat manusia (yang menginginkannya).

Cetusan-cetusan ungkapan telah turut mewarnai ekspresi sikap umat Islam. Ada yang bernada cemas, ada juga berisi ekspresi kesenangan dan kebahagiaan. Orang yang bersikap cemas tentu saja dengan keluh bercampur rasa ngeri, karena dengan kedatangan bulan suci Ramadhan maka dia (sebagai seorang muslim) telah dibayang-bayangi sulitnya nanti berpuasa itu. Mungkin saja orang yang seperti itu merupakan orang yang kadar imannya lemah. Adapun sikap yang benar dan seharusnya sebagai seorang mukmin adalah merasa senang dengan semakin dekatnya kehadiran bulan suci Ramadhan. Ia merasa senang dan gembira, karena dengan datangnya bulan suci Ramadhan, berarti ia akan memiliki kesempatan yang amat berharga yang amat mahal, dimana amal ibadah sunat yang dilaksanakan nialainya menyamai ibadat wajib, sementara amal ibadah yang biasanya (di luar bulan suci Ramadhan) berkelipatan sepuluh kali menjadi tujuh ratus kali lipat. Di samping itu, dengan kemuliaan bulan suci Ramadhan, maka kondisi orang yang menjalani ibadah puasa akan sama dengan kondisi bayi yang baru lahir "tanpa dosa". Oleh karena itu sepatutnyalah kita mengekspresikan diri dengan sikap "sebagai orang yang sedang menanti tamu agung", senang, bahagia dan gembira; sebaik-baik persiapan adalah apapun yang dilakukan atau diperbuat hendaklah jauh dari hal-hal yang bersifat syirik (takyul dan khurafat).AZ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar