Rabu, 22 Desember 2010

CARA MENCINTAI ALLAH DAN RASUL NYA


BismillaaHir Rohmaannir Rohiim
Assalamu'alaykum wa RohmatulloHi wa BarokatuHu
 

CARA MENCINTAI ALLAH DAN RASULNYA
  

*       Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman,

"Katakanlah, 'Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku,
niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu'. Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang". (Ali Imran: 31)
  

*       Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam bersabda,

"Tidaklah beriman (secara sempurna) salah seorang dari kamu sehingga aku
lebih ia cintai daripada orangtuanya, anaknya dan segenap manusia." (HR.
Al-Bukhari)
  

*       Ayat di atas menunjukkan bahwa kecintaan kepada Allah adalah
dengan mengikuti apa yang dibawa oleh Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa
Salam. Menta'ati apa yang beliau perintahkan dan meninggalkan apa yang
beliau larang, menurut hadits-hadits shahih yang beliau jelaskan kepada
umat manusia. Tidaklah kecintaan itu dengan banyak bicara dengan tanpa
mengamalkan petunjuk, perintah dan sunnah-sunnah beliau.
  

*       Adapun hadits shahih di atas, ia mengandung pengertian bahwa
iman seorang muslim tidak sempurna, sehingga ia mencintai Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Salam melebihi kecintaannya terhadap anak, orang
tua dan segenap manusia, bahkan sebagaimana ditegaskan dalam hadits lain
hingga melebihi kecintaannya terhadap dirinya sendiri. 

Pengaruh kecintaan itu tampak ketika terjadi pertentangan antara
perintah-perintah dan larangan-larangan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi
wa Salam dengan hawa nafsunya, keinginan isteri, anak-anak serta segenap
manusia di sekelilingnya. Jika ia benar-benar mencintai Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Salam, ia akan mendahulukan perintah-perintahnya
dan tidak menuruti kehendak nafsunya, keluarga atau orang-orang di
sekelilingnya. Tetapi jika kecintaan itu hanya dusta belaka maka ia akan
mendurhakai Allah dan RasulNya, lalu menuruti setan dan hawa nafsunya.
  

*       Jika anda menanyakan kepada seorang muslim, "Apakah anda
mencintai Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam ?" Ia akan menjawab,
"Benar, aku korbankan jiwa dan hartaku untuk beliau." Tetapi jika
selanjutnya ditanyakan, "Kenapa anda mencukur jenggot dan melanggar
perintahnya dalam masalah ini dan itu, dan anda tidak meneladaninya
dalam penampilan, akhlak dan ketauhidan Nabi?"

Dia akan menjawab, "Kecintaan itu letaknya di dalam hati. Dan
alhamdulillah, hati saya baik." Kita mengatakan padanya, "Seandainya
hatimu baik, niscaya akan tampak secara lahiriah, baik dalam penampilan,
akhlak maupun keta'atanmu dalam beribadah mengesakan Allah semata. Sebab
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam bersabda,

"Ketahuilah, sesungguhnya di dalam jasad itu terdapat segumpal daging.
Bila ia baik maka akan baiklah seluruh jasad itu, dan bila ia rusak maka
akan rusaklah seluruh jasad itu. Ketahuilah, ia adalah hati." (HR.
Al-Bukhari dan Muslim)
  

*       Suatu kali, penulis bersilaturrahim kepada seorang dokter
muslim. Penulis melihat banyak gambar orang laki-laki dan perempuan di
pajang di dinding. Penulis lalu mengingatkannya dengan larangan
Rasulullah dalam soal memajang gambar-gambar. Tetapi ia menolak sambil
mengatakan, "Mereka kawan-kawan saya di universitas."

Padahal sebagian besar dari mereka adalah orang-orang kafir. Apalagi
para wanitanya yang memperlihatkan rambut dan perhiasannya di dalam
gambar tersebut, dan mereka berasal dari negeri komunis. Sang dokter ini
juga mencukur jenggotnya. Penulis berusaha menasihati, tetapi ia malah
bangga dengan dosa yang ia lakukan, seraya mengatakan bahwa ia akan mati
dalam keadaan mencukur jenggot.

Suatu hal yang mengherankan, dokter yang melanggar ajaran-ajaran
Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam tersebut mengaku bahwa ia
mencintai Nabi. Kepada penulis ia berkata, "Katakanlah wahai Rasulullah,
aku ada dalam perlindunganmu!"

Dalam hati penulis berkata, "Engkau mendurhakai perintahnya, bagaimana
mungkin akan masuk dalam perlindungannya. Dan, apakah Rasulullah
Shallallaahu 'alaihi wa Salam akan rela dengan syirik tersebut?
Sesungguhnya kita dan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam berada di
bawah perlindungan Allah semata."
  

*       Kecintaan kepada Rasulullah adalah tidak dengan menyelenggarakan
peringatan, pesta, berhias, dan menyenandungkan syair yang tak akan
lepas dari kemungkaran. Demikian pula tidak dengan berbagai macam bid'ah
yang tidak ada dasarnya dalam ajaran syari'at Islam. Tetapi, kecintaan
kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam adalah dengan mengikuti
petunjuknya, berpegang teguh dengan sunnahnya serta dengan menerapkan
ajaran-ajarannya. 

Sungguh, alangkah indah ungkapan penyair tentang kecintaan sejati di
bawah ini.



"Jika kecintaanmu itu sejati,niscaya engkau akan menta'atinya.
Sesungguhnya seorang pecinta, kepada orang yang dicintainya akan selalu
ta'at setia."

 

 

Taken from kitab Al Firqotun Naajiyah JALAN GOLONGAN YANG SELAMAT karya
Syaikh Muhammad Ibn Jamil Zainu

 
Wassalamu'alaykum wa RohmatulloHi wa BarokatuHu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar