Rabu, 22 Desember 2010

ARTI SEBUAH KESETIAAN


 

Mungkin hari ini aku telah merasakan lelah dengan segala perilaku suamiku yang kurang memperhatikan aku. Kami sudah menikah hampir 3 tahun lamanya, namun belum juga mempunyai buah hati yang bisa menghibur di kehidupan kami.

Selain itu masih banyak lagi yang ia tidak lakukan seperti saat-saat kami masih dalam masa perkenalan.

Suamiku seorang pelayar, dan saya sangat mencintai dan menyayanginya dengan sifat asli dan alamiah yang ia punya. Ia selalu mengerti dan sangat mengenal aku, lebih dari apa yang aku yang mengenal diriku sendiri.

Saya seorang wanita yang sensitif dan sangat berperasaan. Saya selalu merasakan hangat romantisnya perilaku suamiku, yang kini semakin aku rindukan. Hari demi hari perasaan itu tidak aku dapatkan lagi. Suamiku menjadi sangat mengesalkan.

Suamiku sangat jauh dari apa yang saya perkiraankan selama ini.

Tiga tahun dalam masa perkenalan, dan tiga tahun masa pernikahannku, aku akui bahwa aku ditakuti oleh perasaan cemburu kepada orang lain.Suamiku sekarang jauh berbeda dari yang saya harapkan ketika ia berada di sampingku.Rasa sensitifnya berkurang sekali.Dan kemampuannya dahulu dalam menciptakan suasana romantisnya kini hilang, serta memuntahkan semua harapan saya akan cinta yang ideal.

Suatu hari, saya beranikan diri untuk mengatakankeputusan saya kepadanya, bahwa saya menginginkanperceraian.

"Mengapa ?", tanya suami saya dengan terkejut.

"Saya lelah, kamu tidak pernah bisa memberikan cintayang saya inginkan," jawab saya.

Suami saya terdiam dan termenung sepanjang malam didepan komputernya, tampak seolah-olah sedangmengerjakan sesuatu, padahal tidak. Kekecewaan sayasemakin bertambah, seorang pria yang bahkan tidakdapat mengekspresikan perasaannya, apalagi yang bisasaya harapkan darinya ?

Dan akhirnya suami saya bertanya," Apa yang dapat sayalakukan untuk merubah pikiran kamu ?"

Saya menatap matanya dalam-dalam dan menjawabdengan pelan, "Saya punya pertanyaan, jika kau dapatmenemukan jawabannya di dalam perasaan saya, saya akanmerubah pikiran saya:

Seandainya, saya menyukai setangkai bunga indah yangada di tebing gunung. Kita berdua tahu jika kamumemanjat gunung itu, kamu akan mati. Apakah kamu akanmemetik bunga itu untuk saya ?"

Dia termenung dan akhirnya berkata,"Saya akanmemberikan jawabannya besok."

Perasaan saya langsung gundah mendengar responnya.Keesokan paginya, dia tidak ada di rumah, dan sayamenemukan selembar kertas dengan coret-coretan tangannyadibawah sebuah gelas yang berisi susu hangat yang bertuliskan…

"Sayang, saya tidak akan mengambil bunga itu untukmu,tetapi ijinkan saya untuk menjelaskan alasannya."

Kalimat pertama ini menghancurkan perasaan saya.Saya melanjutkan untuk membacanya.

"Kamu selalu pegal-pegal pada waktu ‘teman baik kamu’datang setiap bulannya, dan saya harus memberikantangan saya untuk memijat kaki kamu yang pegal."

"Kamu senang diam di rumah, dan saya selalu kuatirkamu akan menjadi aneh. Saya harus membelikan sesuatu yang dapat menghiburkamu di rumah atau meminjamkan lidah saya untukmenceritakan hal-hal lucu yang saya alami."

"Kamu selalu terlalu dekat menonton televisi, terlaludekat membaca buku, dan itu tidak baik untuk kesehatanmata kamu. Saya harus menjaga mata saya agar ketika kita tua nanti, saya masih dapat menolong mengguntingkan kukukamu dan mencabuti uban kamu."
"Tangan saya akan memegang tangan kamu, membimbingkamu menelusuri pantai, menikmati matahari pagi danpasir yang indah"

"Menceritakan warna-warna bunga yang bersinar dan indahseperti cantiknya wajah kamu."

"Tetapi Sayang, saya tidak akan mengambil bunga indahyang ada di tebing gunung itu hanya untuk mati.Karena, saya tidak sanggup melihat air mata kamumengalir menangisi kematian saya."

"Sayang, saya tahu, ada banyak orang yang bisamencintai kamu lebih dari saya mencintai kamu. Untukitu Sayang, jika semua yang telah diberikan tangansaya, kaki saya, mata saya tidak cukup buat kamu, sayatidak bisa menahan kamu untuk mencari tangan, kaki,dan mata lain yang dapat membahagiakan kamu.

Air mata saya jatuh ke atas tulisannya dan membuattintanya menjadi kabur, tetapi saya tetap berusahauntuk terus membacanya.....

"Dan sekarang, Sayang, kamu telah selesai membacajawaban saya. Jika kamu puas dengan semua jawaban ini,dan tetap menginginkan saya untuk tinggal di rumahini, tolong bukakan pintu rumah kita, saya sekarangsedang berdiri di sana menunggu jawaban kamu."

"Jika kamu tidak puas dengan jawaban saya ini, Sayang,biarkan saya masuk untuk membereskan barang-barang saya, dan saya tidak akan mempersulit hidup kamu.Percayalah, bahagia saya adalah bila kamu bahagia."

Saya segera berlari membuka pintu dan melihatnyaberdiri di depan pintu dengan wajah penasaran sambiltangannya memegang susu dan roti kesukaan saya.

Oh, kini saya tahu, tidak ada orang yang pernah mencintai saya lebih dari dia mencintai saya.

Itulah cinta, di saat kita merasa cinta itu telah berangsur-angsur hilang dari perasaan kita, karena kita merasa dia tidak dapat memberikan cinta dalam wujud yang kita inginkan, maka cinta itu sesungguhnya telahhadir dalam wujud lain yang tidak pernah kita bayangkan sebelumnya.
Seringkali yang kita butuhkan adalah memahami wujudcinta dari pasangan kita, dan bukan mengharapkan wujud tertentu.Karena cinta tidak selalu harus berwujud "bunga".....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar